1.6.11

Hiasan

Tiga sifat manusia yang merusak adalah: kikir yang dituruti, nafsu yang diikuti, serta merasa puas diri . ~ Kanjeng Nabi

(Ini cerita lama. Baru mantul lagi tadi pagi, pas lagi males-malesnya orang disuruh mikir.)

Ada perempuan laporan ke Wawung. Katanya dia punya calon menantu yang tidak disenangi. Entah karena calon menantu itu preman sementara anaknya juragan atau mengapa, pokoknya sang ibu tak setuju.

Saking tak setujunya sampai rela melakukan perjalanan jauh dari Jakarta ke pedalaman Madura untuk mencari tukang teluh yang sihirnya dapat mematikan calon menantunya.

(Wawung cerita dengan mukanya yang paling rata, paling beku, tanpa ekspresi. Meskipun kantukku hilang blas disetrum kaget.)

Di Madura, ibu ini mengeluarkan uang jutaan. Berkali-kali. Tapi calon menantu itu tidak mati-mati juga. Karena mentok, akhirnya ke Wawung, yang kata orang kekuatan gaibnya kenceng.

Ah, masa iya? Wawung mengejek.

“Orang Madunten sihirnya pendek: melengkung, karatan, dipasang di pinggang, jaraknya sepanjang lengan. Tidak perlu duit banyak dan perjalanan jauh untuk mengaktifkannya; cukup cari Madunten lokal/Jakartaan. Dan mana ada Madunten tak nekat demi seceng-rongceng; dibayar sejuta-dua juta juga mau menanamkan celuritnya di badan lawan.”

Si Ibu bersikukuh. “Anak-anak saya juragan dan jagoan. Ayah mereka Jenderal penuh kesatriaan. Mau dibawa ke mana martabat keluarga jika dikotori darah mahluk rendahan?”

Kata Wawung, “Kalau mau dengan cara halus, ada wiridnya agar musuh menjauh. Sampean bisa kerjain sendiri. Tapi harus legowo sama Pangeran; karena wirid adalah mantra untuk melembutkan HatiNya. Mau saya ajarkan? Apa mau saya saja yang membacakan?”

(Di sini dahi Wawung berkerut. Duduknya jadi tegak. Suaranya kecewa.)

Memang betul, calon menantu itu akhirnya pergi tak kembali. Tapi semesta dan hati bersaksi. Belum Qiamat saja keburu terbukti: Bertahun-tahun kemudian keluarga itu bangkrut. Dulunya hartawan, akhirnya kapiran. Matinya melarat, boro-boro mau bermartabat.

 

Kata Wawung, Semuanya mulai dari niat. Itu selamat, tinggal jaga tabiat. Urusan Karma dan balasan, tinggal tabah lan tegar.

-------

PS. Wirid untuk menjauhkan musuh beneran ada. Aku pernah nyoba. Mempan banget; apa sih yang tak mempan kalau mintanya sama Pangeran? Dan, seperti senjata manapun, wirid tergantung niat pembacanya.

PPS. Sesama orang Madunten tidak boleh tersinggung. We looooove money.

PPPS. Sarapan ama Wawung biasanya ga bikin sekaget di atas kok. Honest!

Memilih GPS

  Photo by Thomas Smith on Unsplash Tentang memilah tanda dari semesta. Gimana caranya yakin bahwa tanda yang kita dengar itu beneran wangs...