26.3.10

Dikunjungi Tuhan

Mari berbalas kunjungan dengan Tuhan. Tuhan ke rumah kita, kita ke rumahNya.

Rumah Tuhan sih jelas² apik. Saban ke sana rasanya betah-krasan. Adem-anyem. Rumah Tuhan lapang lega, semua orang muat, semua amal tercatat, semua suguhan maknyus.

Rumah kita? Waduh, malunya.

Padahal Tuhan ingin berkunjung. Untuk menghormati kunjungan kita ke RumahNya. Untuk menilik, apa kabar ciptaan di rumahnya. Tapi rumah kita kecil, sempit,. Gentengnya bocor, ubinnya retak, debunya numpuk.

Suatu hari, karena kelamaan ga diundang² juga ke rumah kita, Tuhan nitip telegram lewat hujan & banjir. “Sop, lu masih inget Gue ga sih? Masih sayang Gue ga sih?”

Sambil nimba air yang masuk ke dalam rumah, kita balas telegram Tuhan. “Han, rumahku lagi acak adul gini. Masih mau ke sini?”

Tuhan pun datang, “Lagi acak adul aja Aku datang, apalagi kalau lagi rapi resik. Aku dimana kamu memanggilKu.”


Update: Diceritakan kembali di sini.

Memilih GPS

  Photo by Thomas Smith on Unsplash Tentang memilah tanda dari semesta. Gimana caranya yakin bahwa tanda yang kita dengar itu beneran wangs...