Si penggores iman pernah bilang, jin bertanduk itu kagak ada!!
Masalahnya, kalau saya bilang ke dia, "Sini deh bung, ada caranya untuk melihat jin bertanduk itu, asal sampean mau ngeliatnya. Mau?"
Keruan, orang-orang seperti dia bakalan ngetawain saya rame-rame, ngatain saya absurd & harus cepat-cepat didaftarin ke RSJ. Saya bisa (berusaha) membela diri dengan bilang, bahwa yang melihat jin bukan cuma satu dua orang saja.
Dan dengan gampang dia bisa bilang, itu namanya histeria massal!!
===Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ===
Contoh lainnya, waktu Lia Aminuddin menerima tugas nubuat, kita beramai-ramai mengatai mereka gila (oh, ya, termasuk saya). Padahal, kebanyakan anggota Salamullah yang cerdas & berwawasan luas justru mengasihani kita -- yang sok pintar dengan keyakinan kita masing2.
Saya dekat dengan salah satu anggotanya (dari sebelum dia masuk sekte itu), pernah menghadiri sidangnya di Jl.MalGajahMada, pernah cengar-cengir waktu digunjingi wartawan "Kasian deh si neng itu, cakep tapi sesat."
Seandainya lalu saya teriak2 membela diri: "Nggak kok! Saya pemeluk AgamaFulan tulen, saya di jalan yang benar!" -- yang ada hubungan saya dengan teman saya itu akan baret, dan telinga saya akan berdarah diceramahi. Haha.
===Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ===
Alkisah, Sang Buddha, waktu pulang dari meditasi yang mengantarkan pencerahan kepadanya mikir, "Beginian kagak bisa diajarin."
GusDur pun pernah bilang bahwa, agama tidak perlu dibela. Tuhan tidak butuh pembelaan. Nabi yang selama masa tugasnya dikatai gila, penipu, tukang sihir dsb, tidak butuh pembelaan kita hare gene.
Karena mau dikatai apapun, yang benar ya benar. Mau percaya atau tidak, garam akan tetap asin. Tidak butuh pembelaan atau pembuktian.
Cukup kita yang mau mencobanya sendiri atau tidak.
Cukup kita nanya sama diri sendiri: kita ini nyarinya pencerahan macam & untuk apa?