B: Gimana menulismu, sudah lancar lagi?
A: Menulis? Aku? Kapan? Aku cuma tukang pijat. Mana bisa nulis.
B: Haha! Kemarin melanggar Universal Laws?
A: Ngga. Mungkin. Ngga tau.
B: Menyerempet?
A: Iya. Sial. Berhubungan ya?
B: Bisa jadi. Waktu puasa kamu sangat produktif. Bukankah itu mendukung asumsi di atas?
A: Yah. Gimana dong?
B: Gapapa. Bersih-bersih saja dulu selama 40 hari ini. Mungkin pintu wangsitmu sedang ditutup sementara.
A: Jadi berhenti menulis dulu sampai...aduh, LAMA BETUL!
B: Ngga. Nulis saja terus. Pintu wangsit ditutup bukannya ga bisa digedor, kan?
A: Tapi kan banyak penulis yang bisa tetap berkarya meskipun gaya hidupnya hedo...ahm...enak.
B: Iya, perpanjangan KITAS juga bisa pakai calo. Tapi kan mahal sekali.
A: Jadi kalau sekedar berpegangan pasif pada Universal Laws bisa seproduktif bulan-bulan kemarin, apa kalau lebih proaktif...Ih!
B: Ya. Menulis untuk Tuhanmu. Semesta mana yang tak akan mengangkang untukmu?