Suatu hari Kancil diajak Bekatan bermain gasing.
Bekatan datang dengan kemegahannya. Ia mengenakan topi anyaman yang diletakkan miring di kepalanya. Bulu-bulu lebat di tubuhnya tersisir cemerlang.
Gasingnya juga bagus. Terbuat dari gigi harimau, ditarik dengan tali dari kulit paus.
Bekatan memamerkan mainannya ke Kancil. Tapi tak mengizinkan Kancil untuk menyentuhnya. "Nanti kamu akan merusaknya. Kamu tak memiliki jemari halus seperti kami, bangsa kera."
Karena mainannya bagus, Kancil diam memerhatikan Bekatan bermain gasingnya yang berputar cantik. Tapi lama-lama, Kancil bosan juga. "Kamu tidak punya mainan lainnya? Sesuatu yang kita bisa mainkan bersama?"
Betapa terkejut Kancil ketika Bekatan malah marah. "Kamu terlalu banyak komentar!"
Bekatan mengumpulkan gasing dan talinya, lalu memanjat pohon paling tinggi, dan menghilang antara dahan lebat.
Kancil memandang kepergian Bekatan dengan heran. Lalu dengan marah, karena merasa telah membuang waktunya sore itu. "Jadi aku diajak ke sini untuk apa?"
Esoknya, Kancil bermain layangan di pinggir hutan. Layangan itu, juga benangnya yang kuat, adalah buatannya sendiri. Bagi Kancil, tak ada yang lebih membanggakan dari melayangkan karyanya.
Selagi asyik-asyiknya bermain, tiba-tiba datang seekor rubah kecil menontonnya.
Kancil segera siaga. Seperti binatang bergigi halus lain, Kancil sangat hati-hati terhadap mahluk bergigi tajam. Ada banyak sekali cerita buruk tentang para rubah, tentang keculasan dan keangkuhan mereka. Juga tentang kebiasaan mereka mencuri makanan dan mainan.
"Layanganmu bagus," kata Rubah, sambil memerhatikan layangan itu.
"Makasih." kata Kancil.
"Bikin sendiri ya?"
Kancil membentak, "Kamu ngapain sih nanya terus?"
"Aku hanya memuji, bodoh." Kata Rubah. Nadanya kecewa. Lalu tanpa pamit lagi, ia pergi menghilang di balik semak.
Betapa menyesalnya Kancil; ia telah bersikap persis seperti Bekatan yang kemarin juga membentaknya.
Kini Kancil mengerti mengapa Bekatan itu bersikap begitu. Ternyata sikap buruk apapun datangnya dari ketakutan. Ketakutan mainannya dirusak. Ketakutan dimakan binatang lain.
Maka Kancil pun berjanji untuk menjaga sikapnya terhadap binatang lain sampai prasangka yang menimbulkan ketakutan terbukti kebenarannya.