8.2.12

Kabel

Aku menimang gulungan kabel di tanganku.

"Ini siapa yang menggulungkan, ya? Seingatku, pagi itu hanya tinggal kita berdua di kamar. Berbagi rokok, berbenah, tak rela."

Amat kecil kemungkinan bahwa gulungan rapi itu hasil kerjaku. Aku terlalu kusut. Jadi, ya siapa lagi kalau bukan dia, teman seperjalanan saat liburan/kerja terakhir.

Ketika hendak kubuka gulungannya, aku meditasi sebentar. "Ini hasil kerja tangannya; tanda perhatiannya padaku, pada milikku. Sejak dibeli, dipakai bersama, sampai akhirnya di sini, ada bekas dirinya. Jika kulerai, bukankah akan larut lagi dalam kenangan?"

Manusiawi, ya? Sering tak rela dan masih menyangkut-nyangkut dalam kenangan.

(Segitu tak relanya, sampai difoto segala.)

Karena di rumah belum ada kabel yang lebih canggih, dan aku harus segera menghidupkan sekian banyak perangkat, terpaksa kulerai gulungan kabel kramat itu.

Colok dalam electric socket.

Lalu merasakannya mbledag hangus & putus di tanganku. Sekaligus listrik serumah.

Manusiawi, ya? Kalau tak rela, menyangkut-nyangkut dan mengeyel langsung kualat. Hihihihi.


Iya, ini apologi untuk posting kemarin.

Memilih GPS

  Photo by Thomas Smith on Unsplash Tentang memilah tanda dari semesta. Gimana caranya yakin bahwa tanda yang kita dengar itu beneran wangs...